SITUS BERITA, ILMU KOMPUTER, BLOGGING, KAJIAN ISLAM, CONTOH SURAT, CONTOH MAKALAH, CONTOH SKIRPSI DLL

                                MAKALAH                                     
KONSELING POPULASI KHUSUS

Tentang
ANAK BERBAKAT (GIFTED)



Disusun Oleh :
KELOMPOK I
M. Rusdi      409.272  
Boy Dafrimadona           409.                                               
 Pentri Jamal           409.131
                                       Yulia Amelda        409.383                                     

Dosen Pembimbing :
JULIANA BTR, M.Pd. Kons.

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1433 H / 2012 M

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
               Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur sepenuhnya hanya untuk Allah Swt., yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan makalah ini. Dan salawat beserta salam buat junjungan nabi Muhammad Saw., beliau merupakan suri tauladan yang telah berhasil menegakkan kalimat tauhid di muka bumi ini hingga perjuangan terakhir.
              
               Selanjutnya pemakalah mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah Konseling Populasi Khusus yang telah memberi kesempatan kepada pemakalah untuk menyelesaikan penulisan makalah ini, serta terima kasih juga kepada seluruh pihak yang telah membantu pemakalah dalam meminjamkan buku sebagai referensi dan juga laptopnya sehingga selesai penulisan makalah ini mulai dari awal sampai akhir.
              
               Kemudian pemakalah juga merasakan masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca seluruhnya, terutama dari Dosen Pembimbing agar tercipta kesempurnaan terhadap penulisan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.



                                                                                                            Padang, 09 Maret 2012                                                                                                                     


                                                                                                                         Pemakalah
                                                                                                        

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I             PENDAHULUAN ……………………………………………….               1
BAB II                        PEMBAHASAN
1.      Pengertian Anak Berbakat …………………………………………....               2
2.      Karakteristik Anak Berbakat ……...………………………………….              
3.      Identifikasi Anak Berbakat …………………………………………...             
BAB III          PENUTUP ………………………………………………………..          
1.      Kesimpulan............................................................................................
2.      Saran......................................................................................................
  
DAFTAR PUSTAKA








DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2258020-karakteristik-anak-berbakat/#ixzz1ofLpWacN
Munandar,S.C.U.Pemanduan Anak Berbakat: Suatu Studi Penjajakan.(Jakarta: C.V.Rajawali, 1982)
Semiawan,Conny, et.al. ,Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah, Petunjuk bagi Guru dan Orang Tua.(Jakarta: Gramedia, 1984)
Sobur Alex.Psikologi Umum.(Bandung: Pustaka Setia, 2003)
­­_________..Anak Masa Depan.(Bandung: Angkasa, 1991)



BAB I
PENDAHULUAN

Isu menarik berkaitan dengan layanan pendidikan bagi anak berbakat (gifted) yang dalam bahasa undang  - undang disebut dengan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa atau lebih popular di masyarakat dengan cerdas istimewa (CI) dan bakat istimewa (BI) adalah adanya beragam motivasi dan implementasinya.

Dalam perspektif global, penyelenggaraan program akselerasi memberikan nilai positif, karena tidak dapat dipungkiri bahwa tantangan global dan persaingan antar bangsa dalam berbagai aspek kehidupan semakin nyata. Sehingga dengan penyelengaraan program akselerasi diharapkan lahir sumber daya manusia unggul yang dapat bersaing dalam lingkup nasional dan global.

Pada dasarnya, setiap individu atau setiap anak memiliki bakat yang berbeda – beda. Perbedaan itu terletak pada jenis bakat yang dimiliki. Anna Pavlova misalnya, sangat berbakat sebagai penari ballet. Rembrandt, Van Gogh, Leonardo da Vinci, Affandi, Basuki Abdullah, S.Sudjono, Barly, dan Ahmad Sadali, sanggup mempesonakan dunia dengan lukisan – lukisan mereka. Rocky Marciano, Joe Louis, dan Muhammad Ali adalah beberapa nama yang kini melegenda karena bakat tinju mereka. Boby Fisher, Anatoly Karpov dan Garry Kasparov menjadi sangat terkenal karena bakat mereka dalam bidang catur.

Darimana datangnya kejeniusan mereka dalam masing – masing bidang itu? Karena bakat atau dari pembawaan? Untuk menjawab beberapa pertanyaan tersebut, kami pemakalah dari kelompok I akan mengupas pembahasan seputar masalah bakat atau anak berbakat ini, dengan batasan masalah mulai dari pengertian, karakteristik, serta identifikasi anak berbakat yang akan kami bahas pada bagian pembahasan.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Anak Berbakat

Banyak istilah keberbakatan (anak berbakat) yang digunakan dalam psikologi seperti gifted, talented, genius dan prodigy ternyata tidak memiliki satu definisi atau batasan yang sama, hanya saja memiliki pengertian yang saling melengkapi antara satu istilah dengan istilah lainnya.

Istilah gifted ditujukan untuk orang, anak didik atau siswa yang memiliki kemampuan akademis (secara umum) yang tinggi, yang ditandai dengan didapatkannya skor IQ yang tinggi pada pengerjaan tes kecerdasan/intelegensi, sedangkan talented adalah kebalikannya, ditujukan untuk orang yang memiliki kemampuan unggul dalam bidang akademis yang khusus (seperti matematika, bahasa), juga bidang seni, musik, dan drama. Jadi kalau gifted itu ditujukan untuk kemampuan akademis secara umum, sedangkan talented ditujukan untuk dua kemampuan unggul:
·         Bidang akademis khusus
·         Bidang non-akademis
Bakat (aptitude) biasanya diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud. Dalam referensi lain dijelaskan bahwa bakat ialah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan, yang relatif bisa bersifat umum (minsalnya, bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus), maka bakat khusus disebut juga talent.

Contoh orang yang talented bisa diwakili oleh Bung Karno yang sangat jago dalam berpidato dan jago menguasai massa. Presiden Soekarno (EYD: Sukarno) dapat berpidato berjam-jam tanpa jeda dan tanpa teks, dan anehnya pendengarnya tidak jenuh-jenuh dan tetap serius mendengarkan beliau. Mengenai betapa berbakatnya Bung Karno dalam kemampuan berpidato dan mempersuasi massa dapat dibaca pada artikel Keajaiban-keajaiban Pidato Bung Karno.

Ada faktor-faktor yang menentukan sejauh mana bakat seseorang dapat terwujud. Faktor-faktor itu sebagian ditentukan oleh keadaan lingkungan seseorang, seperti kesempatan, sarana dan prasarana yang tersedia, dukungan dan dorongan orang tua, taraf sosial ekonomi orang tua, arah kota atau tempat tinggal, didaerah perkotaan atau didaerah pedesaan, dan sebagainya.
Undang – undang tentang Pendidikan untuk Anak Berbakat Amerika Serikat menyebutkan bahwa anak – anak berbakat adalah anak – anak yang di tingkat prasekolah, sekolah dasar, dan sekolah menengah yang diidentifikasi memiliki kemamuan yang tinggi, baik yang sudah nyata maupun yang potensial dalam bidang – bidang seperti intelektual, kreatif, kepandaian khusus, kepemimpinan ataupun seni.[1]

Anak berbakat menurut definisi U.S. Office of Education (1971), ialah anak – anak yang diidentifikasi oleh orang – orang profesional, yang karena kemampuannya sangat menonjol, dapat memberikan prestasi yang tinggi. Anak – anak ini membutuhkan program pendidikan yang berdiferensiasi dan atau pelayan di luar jangkauan program sekolah yang biasa, untuk mewujudkan sumbangan  terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat. Kemampuan – kemampuan tersebut, baik secara potensial maupun yang sudah nyata, meliputi, kemampuan intelektual umum, kemampuan akademik khusus, kemampuan berpikir kreatif dan produktif, kemampuan dalam salah satu bidang seni, dan kemampuan psikomotor.[2]

Keuntungan definisi U.S. Office of Education tersebut ialah:
1.      Menekankan pada multidimensionalitas dari konsep anak berbakat;
2.      Menekankan bahwa bakat-bakat kemampuan pada anak bisa secara potensial dimiliki atau bisa sudah menjadi nyata.

Jadi, berdasarkan dari berbagai definisi yang diungkapkan di atas, dapat pemakalah simpulkan bahwa anak berbakat ialah mereka yang karena memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul, mampu memberikan prestasi yang tinggi meliputi bermacam-macam bidang; dapat bersifat umum ataupun bersifat khusus.


B.     Karakteristik Anak Berbakat
Banyak di antara para ahli telah menyusun daftar ciri – ciri anak berbakat yang bervariasi, baik dalam jumlah maupun isi. Ini tidak berarti bahwa setiap anak berbakat memiliki semua ciri – ciri tersebut, sebab setiap individu itu unik dan tidak ada dua kepribadian yang persis sama. Walaupun demikian, ada beberapa kecenderungan atau ciri – ciri umum yang sama pada mereka. Vernon (1997) misalnya berpendapat, meskipun perkembangan fisik dan motorik tidak jelas merupakan tanda dari keunggulan mental, Anak – anak yang berbakat sekurang – kurangnya normal dalam perkembangan fisik dan motorik. Parker (1975) menjelaskan, anak – anak berbakat sejak kecil lebih aktif dan lebih menaruh perhatian terhadap lingkungannya.

Renzulli dan kawan – kawan (1981), dari hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa yang menentukan bakat seseorang pada pokoknya merujuk pada tiga kelompok ciri - ciri, yakni :[3]
1.      Kemampuan di atas rata – rata
Kemampuan di atas rata – rata tidak berarti bahwa kemampuan itu harus unggul. Yang pokok ialah kemampuan itu harus cukup diimbangi oleh kreativitas dan tanggung jawab terhadap tugas. Selain itu, yang dimaksud dengan kemampuan umum ialah suatu bidang – bidang kemampuan umum yang biasanya diukur dengan tes intelegensi, tes prestasi (achievement test), tes bakat (aptitude test), atau tes kemampuan mental.
2.      Kreativitas
Kreativitas ialah kemampuan untuk memberikan gagasan – gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas meliputi, baik ciri – ciri aptitude seperti kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan keaslian (orisinalitas) dalam pemikiran maupun ciri – ciri (non-aptitude) seperti; rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan, dan selalu ingin mencari pengalaman baru. 
3.      Tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas 
Tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas menunjuk pada semangat dan motivasi untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu tugas, suatu pengikatan diri dari dalam. Jadi, bukan tanggung jawab yang diterima dari luar. 

Ellen Winner (1996) mendeskripsikan tiga kriteria yang mencirikan anak-anak berbakat, baik dari bisang seni, musik ataupun akademik.[4]
Lebih Maju
Anak yang berbakat lebih cepat matang. Mereka menguasai suatu bidang lebih awal dari rekan-rekan sebayanya. Dari bidang yang mereka minati, mereka belajar dengan mudah, hampir tanpa usaha, dibandingkan anak-anak pada umumnya. Dalam banyak hal, anak-anak yang berbakat ini lebih cepat matang karena mereka dilahirkan dengan kemampuan yang tinggi.

Memiliki Irama Sendiri
Anak berbakat belajar dengan cara yang secara kualitatif berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Mereka hanya butuh bantuan minimal dari orang dewasa dalam belajar. Dalam banyak hal mereka menolak instruksi-instruksi eksplisit. Mereka juga seringkali melakukan penemuan-penemuan mereka sendiri dan menyelesaikan masalah dengan cara-cara yang unik.

Hasrat untuk Menjadi Seorang Ahli
Anak-anak yang berbakat memiliki ambisi memahami bidang dimana  mereka memiliki kemampuan yang tinggi. Mereka menunjukkan minat yang kuat dan obsesif, serta ketertarikan dan kemampuan untuk berfokus. Mereka tidak perlu didorong oleh orang tuanya. Mereka akan memotivasi diri mereka sendiri.
R.A. Martison dalam bukunya The Identification of the Gifted and Talented (1974), merinci anak-anak berbakat sebagai berikut:
·         Membaca pada usia yang relatif lebih muda.
·         Membaca lebih cepat dan lebih banyak.
·         Memiliki perbendaharaan kata yang luas.
·         Memiliki rasa ingin tahu yang kuat.
·         Mempunyai minat yang luas, juga pada persoalan “dewasa”.
·         Mempunyai inisiatif, dapat bekerja sendiri.
·         Menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal.
·         Memberikan berbagai jawaban yang baik.
·         Bisa membeikan banyak gagasan.
·         Luwes dalam berfikir,
·         Terbuka untuk ransangan-ransangan dari lingkungan.
·         Memiliki pengalaman yang tajam.
·         Bisa berkonsentrasi untuk waktu yang lebih panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang diminati.
·         Berfikir kritis, juga terhadap diri sendiri.
·         Senang mencoba hal-hal baru.
·         Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sisntesis yang tinggi.
·         Sedang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan masalah.
·          Cepat mendapat hubungan hubungan-hubungan (sebab akibat).
·         Berperilaku terarah pada tujuan.
·         Mempunyai daya imajinasi yang kuat.
·         Mempunyai banyak kegemaran (hobi).
·         Memiliki daya ingat yang kuat.
·         Tidak cepat puas dengan prestasinya.
·         Sensitif dan mengunakan intuisi (firasat).
·         Mengingatkan kebebasan dalam gerakkan dan tindakkan.

C.    Identifikasi Anak Berbakat
Dalam mengidentifikasikan keberbakatan seorang anak, Renzulli menyarankan beberapa cara berikut :[5]
a.    Pendekatan Psikometri
Pendekatan psikometri yaitu suatu teknik yang dipakai untuk melakukan penilaian dan pengukuran aspek psikis, antara lain dengan tes intelegensi, tes prestasi belajar, tes bakat dan kemampuan khusus yang meliputi kreativitas, penalaran, bakat mekanik, angka – angka dan kemampuan – kemampuan verbal. Penyusunan alat harus melalui uji coba dan penelitian yang cermat, sehingga validitas dan reliabilitas alat tersebut cukup mantap, serta digunakan secara benar, bertanggung jawab oleh ahli – ahli yang sudah terdidik dan berwenang untuk melakukan itu.

b.   Hal – Hal Yang Terlihat Dalam Perkembangan
Identifikasi bisa dilakukan oleh guru atau orang tua yang mengamati dan mencatat adanya perkembangan yang berbeda dibanding pada umumnya, karena lebih cepat. Dalam perkembangan, ada tempo perkembangan dengan akselerasi sesuai dengan keadaan dan kematangannya.
Akselerasi perkembangan pada mereka yang berbakat luar biasa lebih cepat dibanding pada umumnya, ini dikenal dengan terminologi prekositas. Prekositas ini meliputi banyak aspek perkembangan, bahkan banyak ahli menghubungkan antara prekositas ada aspek fisik (seperti tinggi dan berat badan) dan prekositas pada aspek mentalnya.

c.    Penampilan Yang Meliputi Prestasi dan Perilaku
Pengamatan terhadap perilaku keberbakatan yang luar biasa, bisa dilakukan terhadap ekspresi, minat, dan perhatiannya yang besar terhadap suatu hal yang khusus atau suatu bidang studi, aktivitas, ekstrakurikuler, kesenian, tulisan, mengarang, dan kejadian – kejadian di lingkungannya. Ini disertai oleh keinginan – keinginan untuk melakukan atau memperoleh sesuatu lebih dari porsi pada umumnya, serta untuk mendapat hasil sebaik – baiknya dan setinggi – tingginya. 

d.   Pendekatan Sosiometri
Identifikasi bakat dapat pula dilakukan melalui cara tidak formal oleh lingkungan sosial, lingkungan permainan, pergaulan, maupun organisasi, yang mengamati dan menilai adanya bakat anak yang luar biasa, dan karena itu bisa pula memperlakukan mereka secara khusus, misalnya sebagai tempat bertanya, atau kalau kapasitas kepemimpinannya menonjol, bisa dimanfaatkan oleh lingkungannya.




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan topik diatas mengenai anak berbakat, maka dapat diambil beberapa inti sarinya yaitu sebagai berikut:
a.       Pengertian Anak Berbakat
Dari beberapa pengertian tentang anak berbakat, maka dapat disimpulkan secara sederhana, yakni anak berbakat ialah mereka yang karena memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul, mampu memberikan prestasi yang tinggi meliputi bermacam-macam bidang; dapat bersifat umum ataupun bersifat khusus.
b.      Karakteristik Anak Berbakat 
Renzulli menyimpulkan bahwa yang menentukan bakat seseorang pada pokoknya merujuk pada tiga kelompok ciri - ciri, yakni :
a)      Kemampuan di atas rata – rata
b)      Kreativitas
c)      Tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas 
Ellen Winner mendeskripsikan tiga kriteria yang mencirikan anak-anak berbakat yaitu, baik dari bidang seni, musik ataupun akademik.
c.       Identifikasi Anak Berbakat   
Dalam mengidentifikasikan keberbakatan seorang anak, Renzulli menyarankan beberapa cara berikut :
a)         Pendekatan Psikometri
b)        Hal – Hal Yang Terlihat Dalam Perkembangan
c)         Penampilan Yang Meliputi Prestasi dan Perilaku
d)        Pendekatan Sosiometri
B.     Saran
Demikianlah makalah ini dapat kami susun, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami  sepenuhnya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Demi perbaikan untuk masa yang akan datang.



[1] Sobur,Alex. Anak Masa Depan.(Bandung: Angkasa, 1991). h.62
[2] Munandar,S.C.U.Pemanduan Anak Berbakat: Suatu Studi Penjajakan.(Jakarta: C.V.Rajawali, 1982). h.182
[3] Semiawan,Conny,et al.,Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah, Petunjuk bagi Guru dan Orang Tua.(Jakarta: Gramedia, 1984). h.6-7
[4]  http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2258020-karakteristik-anak-berbakat/#ix zz1ofLpWacN
[5] Sobur Alex.Psikologi Umum.(Bandung: Pustaka Setia, 2003).h.182

Demikianlah artikel ini semoga bermanfaat amin.......


1 komentar:

 
ALL STAR © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top