MAKALAH
METODE PENELITIAN I
Tentang
Teknik Pengumpulan Data Melalui Angket
Oleh
Kelompok
XII
Pentri
Jamal BP. 409.131
Zeni
Mardesnita BP. 409. 223
Febri
Irhamna BP. 409. 126
Dosen
Pembimbing
Dr.
H. Gusril Kenedi, M. Pd
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
T.A 2011 M/ 1432 H
KATA
PENGANTAR
Assalamuilaikum
wr.wb
Puji dan syukur
diucapkan kepada Allah Swt, yang telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya,
sehingga telah dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan lancar. Shalawat dan Salam juga tidak lupa diucapkan kepada Nabi Muhammad Saw, sebagai Uswah
dalam kehidupan, juga kepada keluarga, dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Dalam penyelesaian makalah ini tidak
terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, terutama dosen
pembimbing mata kuliah Metode Penelitian I(MP.1) yakni bapak Dr. H. Gusril
Kenedi, M. Pd, hingga selesainya makalah ini dengan baik. Untuk itu juga diucapkan
terima kasih kepada beliau serta juga kepada semua pihak yang telah berkonstribusi hingga terbitnya
makalah ini.
Sepenuhnya kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh kesempurnaan keilmiahannya, untuk itu sangat diharapkan kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, sehingga kedepannya lebih
baik lagi, sebelumnya diucapkan terima
kasih.
Wassalamualaikum wr.wb
Padang, 30 September 2011
Pemakalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………..... .
DAFTAR ISI…………………………………………..... .
BAB
I PENDAHULUAN …………………………
2.1 Pengertian
Angket.........................................
2.2 Jenis-Jenis Angket........................................
2.3 Prinsip Penyusunan
Angket.......................... .
2.4 Kelebihan dan
Kelemahan Angket................
BAB
II PEMBAHASAN…………………………….
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………..
3.2 Saran………………………………………....
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Penelitian adalah suatu cara memecahkan
masaalah-masaalah yang paling pelik untuk memperluas cakrawala pengetahuan.
Seorang calon sarjana baik untuk menyusun Skripsi, Thesis maupun Disertasi akan selalu menggunakan penelitian ilmiah
untuk mendukung diperolehnya gelar dari disiplin ilmu yang ditekuninya. Jadi,
pada hakekaktnya penelitian itu ialah cara berfikir dan bukan hanya sekedar
mengumpulkan data betapapun banyaknya, melainkan mengolanya sehingga terungkap
maknanya.
Penelitian pada akhirnya bertujuan mencari
kebenaran. Tentu siapa yang membuat skripsi, thesis, disertasi atau bentuk
penelitian lainnya harus mempunyai sikap ilmiah. Penelitian ilmiah menggunakan
langka-langkah yang lazim dipakai dalam metode penyelesaian masaalah atau problem solving. Pada Bab II dari
makalah ini, kami menulis tentang teknik pengumpulan data melalui angket.
Semoga bermanfaat bagi kita semua sebagai insan akademisi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Angket
Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.[1]
Di lain sumber disebutkan bahwa angket ialah alat penelitian berupa daftar
pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden.[2]
Angket dapat dikirimkan melalui pos atau diisi dalam kehadiran peneliti atau
orang lain yang membantunya.
Keterangan yang diinginkan terkandung dalam pikiran,
perasaan, sikap atau kelakuan manusia yang dapat dipancing melalui angket.
Responden yang dipilih menurut sampling tertentu, harus memiliki pengetahuan
atau informasi yang kita perlukan. Selain itu ia harus bersedia memberikan
keterangan itu dengan mengorbankan waktu dan tenaga.
Angket tidak perlu digunakan bila keterangan itu
dapat diperoleh melalui dokumetasi, minsalnya daftar murid, angka-angka lapor,
dan sebagainya. Juga untuk hal-hal yang bersifat pribadi atau sensitif lebih
baik digunakan wawancara dari pada angket. Bila hal-hal sensitif dimasukkan
dalam angket, minsalnya mengenai sikapnya terhadap atasan, pekerjaan, agama
atau suku lain, responden mungkin tidak bersedia.
2.2 Jenis-Jenis Angket
Berdasarkan bentuk pertanyaan dalam angket dapat dibedakan menjadi tiga
jenis yaitu:[3]
1.
Pertanyaan terbuka (open quetions)
Pertanyaan terbuka ialah suatu pertanyaan dimana responden diberi
kebebasan seluas-luasnya untuk menjawab pertanyaan tersebut sesuai dengan
bahasa dan logika mereka. Hal senada juga dinyatakan bahwa pertanyaan terbuka
ialah suatu kebebasan yang diberikan kepada responden untuk menjawab pertanyaan[4].
Minsalnya: hukuman apakah yanga saudara anggap paling sserasi bila siswa tidak
membuat PR-nya?
Begitu juga panjang pendeknya jawaban yang diberikan diserahkan
sepenuhnya pada responden. Pertanyaan terbuka ini sama dengan pertanyaan essay
pada evaluasi hasil belajar.
2.
Pertanyaan tertutup (closed quetions)
Pertanyaan tetutup ialah kebalikkan dari pertanyaan terbuka, dimana pada
pertanyaan tertutup respondennya hanya memiliki “option “ atau pilihan jawaban
yang telah disediakan. Hal senada juga dinyakan bahwa pertanyaan tertutup ialah
pertanyaan yang disertai oleh pilihan jawaban yang telah ditentukan oleh
peneliti, yakni dapat berbentuk ‘ya’ atau ‘tidak’, dapat pula berbentuk
sejumlah alternatif atau pilihan ganda.[5]
Ada dua contoh teori yang dapat digunakan dalam pertanyaan tetutup,
yaitu:
a)
Likert style formats; ranting scales. Dengan format
ini, responden diminta untuk memilih salah satu option yang disedikan bekanaan
dengan statement atau pertanyaan yang mendahului options tersebut.
Contoh:
Tak seorang pun
benar-benar bisa merasakan bagaimana tidak enaknya perperangan itu, kecuali
mengalaminya sendiri.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak bisa
memutuskan
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak
setuju
b)
Semantic differential. Bentuk ini adalah responden
diminta memilih atau menempatkan pilihannya diantara dua kata sifat yang berada
pada dua kontinum dan ekstrim.[6]
3.
Kombinasi pertanyaan terbuka dan tertutup
Dimana disamping menyediakan options jawaban dalam angket, peneliti juga
menyediakan satu options atau ruang kosong bagi responden untuk diisi bila
options jawaban yang telah disediakan tidak mencakup informasi yang akan
diberikan.
2.3 Prinsip Penulisan dan Penyusunan Angket
Uma Sakran mengungkapkan
beberapa prinsip dalam penulisan dan penyusunan angket sebagai teknik pengumpulan data, yaitu:
a. Isi dan tujuan
pertanyaan
Maksudnya adalah, apakah isi pertanyaan merupakan
bentuk pengukuran atau bukan, kalau ia, dalam membuat pertanyaannya harus
teliti namun skala pengukuran dan jumlah itemnya juga mencukupi untuk mengukur
variabel dengan teliti.
b. Bahasa yang
digunakan
Bahasa yang digunakan dalam angket harus
memperhatikan jenjang pendidikan responden, keadaan sosial budaya, dan “frame
of reference” dari responden.
c. Tipe dan
bentuk pertanyaan
Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau
tertutup, (kalau dalam wawancara: terstruktur dan tidak terstruktur) dan
bentuknya dapat mengggunakan kalimat positif dan negatif.
d. Pertanyaan
tidak mendua
Setiap pertanyaan dalam angket jangan mendua (double
barreled) sehinggga menyulitkan responden untuk memberikan jawaban.
e. Tidak
menanyakan yang sudah lupa
Setiap pertanyaan dalam instrumen angket, sebaiknya
tidak menanyakan hal-hal yang sekiranya responden sudah lupa, atau pertanyaan
yang memerlukan jawaban dengan berfikir berat.
f. Pertaanyaan
tidak mengiring
Pertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak
mengiring kejawaban yang baik saja atau ke yang jelek saja.
g. Panjang
pertanyaan
Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu
panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi. Disarankan
empirik jumlah pertanyaan yang memadai adalah antara 20 s/d 30 pertanyaan.
h. Urutan
pertanyaan
urutan
pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang sepesifik,
atau dari yang mudah menuju ke hal yang sulit, atau diacak.
i.
Prinsip pengukuran
Angket yang diberikan responden adalah merupakan
instrumen penelitian, yang dugunakan untuk mengukur variabel yang angkat
diteliti.
j.
Penampilan fisik angket
Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data
akan mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi angket.[7]
Sehubungan dengan penyusunan angket ini, DA de Vaus memberikan beberapa
seran sebagai berikut:
a. Bahasa harus
simpel.
b. Pertanyaan
harus pendek.
c. Pertanyaan
harus jelas pertanyaannya.
d. Pertanyaan
jangan mengarahkan atau memperngaruhi responden.
e. Hindari
pertanyaan negatif.
f. Pertanyaan
harus memperhatikan pengetahuan responden.
g. Pertanyaan
harus dipahami sama oleh semua respondden.
h. Pertanyaan
tidak boleh mengandung bias prestise.
i.
Hindari pertanyaan yang bermakna ganda.
j.
Pertanyaan jangan memaksakan atau menharuskan
responden untuk berpendapat, yang sebenarnya tidak tahu.
k. Pertanyaan
sebaiknya ditanyakan dengan memperhatikan apakah ditanyakan secara ”personal”
atau “impersonal”.
l.
Perlu diperhatikan apakah pertanyaan harus dijawab
dengan detail atau narasi verbal atau cukup dalam bentuk kategori seperti tes
objektif.[8]
2.4 Kelebihan dan Kelemahan Angket
A.
Kelebihan angket
1) Merupakan
teknik pengumpulan data yang efesien sebab peneliti tahu pasti variabel yang
akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden.
2) Angket cocok
digunakan untuk jumlah responden yang cukup besar dan tersebar diwilayah yang
luas.
3) Angket dapat
berupa pertanyaan terbuka atau tertutup sehingga dapat diberikan kepada
responden secara lansung atau dapat dikirimkan melalui pos, atau internet.
4) Terjalinnya
kontak lansung antara peneliti dengan responden akan menciptakan suatu kondisi
yang cukup baik, sehingga responden dengan sukarela akan memberkan dat objektif
dan cepat.[9]
5) Keuntungan
dari angket terbuka ialah bahwa variasi jawaban yang deterima sebelumnya tidak
diduga oleh peneliti sehingga memperluas pandangannya.
6) Sedangkan
angket tertutup memeliki beberapa keuntungan yaitu mudah diisi kerena responden
tak perlu menuliskan buah pikirannya, tidaj memerlukan waktu yang banyak untuk
mengisinya, lebih besar harapan akan dikembalikan dan mudah diolah.[10]
Selo sumarjan mengemukakan beberapa kelebihan angket sebagai pengumpul
data,yaitu:
v
Angket dapat disusun dengan teliti dan tenang dalam
kamar sipeneliti sehingga penyusun serta perumusan pertanyaannya dapat
mengikuti suatu sistematik yang sesuai dengan masaalah yang diteliti serta
cabang ilmu yang digunakan.
v Dengan angket,
banyak respon dapat dihubungi. Hal penting ini penting apabila peneliti hendak
meneliti pendapat umum atau orang banyak dalam suatu masyarakat.
v Untuk
menghubungi orang banyak deperlukan waktu yang relatif singkat, oleh karena itu
mengedarkan angket dapat dikerahkan sejumlah tenaga pengumpul data dalam waktu
yang sama.
v Keran
pertanyaan dan jawaban semua tertulis, maka dalam analisa data, data yang
terkumpul senantiasa dengan mudah dapat dicek kembali.
v Orang dari
bidang ilmu lain dapat juga menggunakan angket dan jawabannya untuk analisa
yang berbeda. [11]
B.
Kelemahan angket
1) Kelemahan dari
angket tertutup dapat diketahui pada pilihan jawaban yang mungkin tidak
mencakup apa yang terkandung dalam hati responden, sehingga jawaban ynag
dipilihnya tidak sepenuhnya sesuai
dengan pendapatnya.
2) Kelemahan dari
angket terbuka dapat diketahui pada kesulitan bagi responden untuk menjawabnya
karena memerlukan kemampuan menyatakan buah pikirannya secara tertulis.
3) Waktu untuk
menjawab satu pertanyaan pun lebih banyak, bagi peneliti sendiri, mengolah
jawanpun menimbulkan banyak kesukaran.[12]
Disamping menjelaskan tentang kelebihan angket, Selo
Sumarjan juga juga mengemukakan kelemahannay atau keterbatasannay yaitu sebagai
berikut:
v
Kerena seua pertanyaan sudah ditetapkan lebih dahulu
terutama mengenai isinya, maka sekar sekali untuk menangkap suasana khusus yang
ada pada responden yang tidak terpikirkan oleh peneliti sebelumnya yang juga
mungkin berpengaruh terhadap penelitian,
v
Sifat kaku angket tidak atau sedikit sekali
memberikan keluasan untuk mengubah susunan pertanyaan agar lebih cocok dengan
alam pikiran responden.[13]
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pada
pembahasan yang tertera pada Bab II diatas tentang cara pengumpulan data
melalui angket yang terdiri dari empat itemnya yaitu pengertian, jenis-jenis,
prinsip penulisan dan penyusunan serta kelebihan dan kelamahan dari angket,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Angket ialah suatu teknik dan alat yang digunakan
oleh seorang peneliti untuk mengumpulkan data dengan mengunakan daftar
pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk memperoleh keterangan dari sejumlah
responden untuk dijawabnya.
2.
Jenis-jenis
angket digolongkan pada tiga jenis yang ditinjau dari bentuk pertanyaannya
yaitu; angket terbuka, tertutup dan kombinasi keduanya.
3.
Prinsip
dan penyusunan angket pada dasarnya ada
lima saja yaitu; bagian pengantar, tata urutan pertanyaan, bentuk pertanyaan,
prinsip pengukuran serta penampilan fisik angket.
4.
Sedangkan
mengenai kelebihan dan kelemahan angket dapat didasarka pada waktu yang
terpakai, data yang didapat serta pengolahan datanya.
3.2 Saran
Demikialah
makalah ini dibuat dengan sebagaimana mestinya, namun juga tidak terlepas dari
saran dan kritikan yang membangun dari pemabaca yang budiman untuk
penyempurnaan keilmiahan makalah ini
dimasa yang akan datang. Besar harapakan kami, semoga makalah ini bermamfaat
bagi kita semua. Amiin
DAFTAR PUSTAKA
DA. de. Vaus, Surveys in Social Research, London: Unwin Hyman, 1990
Drs. Hadeli, MA, Metode Penelitian
Kependidikan, Padang: Baitul Hikmah Press, 2001
Koentjaraningrat, Metode-Meode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1990
Prof. Dr. Nasution.S, MA, Metode
Research (Penelitian Ilmiah). Bandung: Jemmars, 1991
Prof. Dr. Sugiyono, Metode
Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, Dan R&D,
Jakarta: Alfabeta, 2009
[1] Prof.
Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan/Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009) cet. 7,
h.199
[2] Prof. Dr. S. Nasution, MA,
Metode Research (Penelitian Ilmiah),
(Bandung: Jemmars, 1991) cet. 3, h. 169
[3] Drs. Hadeli, MA, Metode Penelitian Pendidikan, (Padang:
Baitul Hikmah Presss, 2001) cet.1, h. 73-77
[10] Ibid, s. Nasution, h.170-10
[12] Ibid, S. Nasution, h. 171
0 komentar:
Posting Komentar