SITUS BERITA, ILMU KOMPUTER, BLOGGING, KAJIAN ISLAM, CONTOH SURAT, CONTOH MAKALAH, CONTOH SKIRPSI DLL


MAKALAH
METODE PENELITIAN
Tentang
Masalah penelitian


Oleh
 kelompok IV:

M. Rusdi        409 272
Yulia Amelda            409 383
Bestari                       409



Dosen pembimbing
Dr. H. Gusril Kenedi, M.Pd


JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
IMAM BONJOL PADANG
1432 H / 2011 M
KATA PENGANTAR

         Assalamuilaikum wr.wb
Puji dan syukur diucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga telah dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan lancar. Shalawat dan Salam juga tidak lupa diucapkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai uswah dalam kehidupan, juga kepada keluarga, dan pengikutnya sampai akhir zaman.
         Dalam penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari masukan dan arahan dari berbagai pihak, terutama dosen pembimbing mata kuliah metode penelitian I yakni  Bapak Dr. H.Gusril Kenedi, M.Pd hingga selesainya makalah ini dengan baik.
         Sepenuhnya kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh kesempurnaan keilmiahannya, untuk itu sangat diharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, sehingga kedepannya lebih baik lagi, sebelumnya kami ucapkan terima kasih.
         Wassalamualaikum wr.wb


                                                                                         Padang, 03 Oktober 2011



                                                                                               Pemakalah







BAB I
PENDAHULUAN

Dalam penelitian masalah memegang peranan utama. Tanpa masalah tak ada penelitian. Masalah adalah jiwa penelitian. Masalah mendorong untuk berfikir, menyelidiki agar menemukan makna sesuatu.
            Masalah ialah kesenjangan antara harapan akan sesuatu yang seharusnya ada dengan kenyataan yang ada. Misalnya kesenjangan antara luapan jumlah lulusan SMTA dengan harapan akan kemampuan perguruan  tinggi  menampung lulusan itu.
            Di dalam makalah ini kami akan menjelaskan beberapa hal tentang masalah penelitian, yaitu:
a.       tentang identifikasi masalah
b.      perumusan masalah
c.       pembatasan maslah




BAB II
PEMBAHASAN
MASALAH PENELITIAN

Dalam penelitian masalah memegang peranan utama. Tanpa masalah tak ada penelitian. Masalah adalah jiwa penelitian. Masalah mendorong untuk berfikir, menyelidiki agar menemukan makna sesuatu.
            Masalah ialah kesenjangan antara harapan akan sesuatu yang seharusnya ada dengan kenyataan yang ada. Misalnya kesenjangan antara luapan jumlah lulusan SMTA dengan harapan akan kemampuan perguruan  tinggi  menampung lulusan itu.

A.     IDENTIFIKASI MASALAH
Untuk meningkatkan kemampuan melihat suatu masalah yang perlu diteliti, ia harus giat mencari masalah dari sumber-sumbernya.
Adapun yang menjadi sumber utama permasalahan ialah:
a.       Bacaan
Seorang peneliti harus rajin membaca, terutama jurnal-jurnal penelitian. Pada umumnya penelitian ilmiah jarang menjawab permasalahan dengan tuntas. Bahkan suatu penelitian itu memberi rekomendasi tertentu untuk diteliti lebih lanjut.
b.      Seminar, diskusi dan pertemuan ilmiah
Peserta-peserta seminar, diskusi dan pertemuan ilmiah membawa makalah-makalah yang memecahkan permasalahan menurut bidangnnya masing-masing. Mungkin saja masalah itu perlu diteliti dari segi ilmu lain.
c.       Pernyataan dari orang yang memiliki otoritas
Sering dalam ceramah atau pernyataan seorang pejabat tinggi, misalnya seorang menteri bahwa ada suatu masalah yang harus dipecahkan. Demikian pula pernyataan ahli-ahli tertentu yang disiarkan melalui media massa mengenai suatu permasalahan. Sehingga seorang peneliti tergugah untuk menelitinya. Umpamanya seorang administrator pendidikan di sumatera utara mengatakan, bahwa kemunduran mutu pendidikan di sumatera utara disebabkan mundurnya dedikasi guru-guru di SD hingga SLTA. Seorang peneliti tergugah untuk menguji kebenaran pernyataan itu.
d.      Pengamatan sekilas
Mungkin seorang ahli ketika melakukan perjalanan dinas melihat suatu gejala yang tidak sehat yang perlu dipecahkan. Untuk pemecahannya harus diadakan penelitian terlebih dahulu. Umpamanya seorang ahli dari staf BP3K, melihat dalam peninjuan kedaerah, terdapat banyak anak-anak dari usia sekolah tidak bersekolah walaupun SD inpres sudah ada di tempat itu.


e.       Pengalaman pribadi
Dari pengalaman pribadi seorang yang berminat dalam penelitian mungkin muncul suatu pertanyaan yang mendorong  ia melakukan penelitian. Umpamanya, seorang dosen setelah mengajar selama beberapa tahun memperhatikan bahwa mahasiswa dari sekolah-sekolah kejuruan lanjutan atas yang telah bekerja sedikitnya dua tahun semua berhasil mengikuti kuliahnya degan baik.
f.       Perasaan dan ilham
Dalam benak seorang peneliti yang sudah berpengalaman, mungkin tiba-tiba muncul suatu pertanyaan yang mendorong melakukan penelitian. Mungkin saja pertanyaan itu tiba-tiba ia rasakan ketika ia sedang santai-santai dengan anggota keluarganya. Umpamanya, seorang peneliti ketika santai berbincang-bincang dengan putra-putranya yang remaja memperhatikan rambut gondrong mereka. Tiba-tiba muncul dalam pikirannya.
Sejauh mana generasi muda sekarang menyukai rambut gondrong? Bilamana seorang peneliti mendapatkan suatu permasalahan dari salah satu sumber tersebut diatas, perlu ia pertimbangkan masalah itu perlu atau dapatkah ia teliti? Maka ada kriteria tersebut baginya untuk memutuskan perlu tidaknya atau dapat tidaknya ia meneliti pemecahan persoalan itu.[1]
B.     PERUMUSAN MASALAH
Dalam usulan penelitian, perlu ditegaskan dan dirumuskan masalah yang akan diteliti. Penegasan tersebut, bisa berbentuk pertanyaan, juga bisa berbentuk pernyataan deklaratif. Penegasan masalah tersebut sekaligus menggambarkan fokus arah yang diikuti nantinya di dalam proses suatu penelitian. Rumusan masalah haruslah cukup terbatas lingkupnya sehingga memungkinkan penarikan kesimpulan yang tegas.[2]  
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah.
1.      Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian
Bentuk rumusan masalah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, asosiatif.
a.       Rumusan masalah deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif:
1)      Seberapa baik kinerja Departemen Pendidikan Nasional
2)      Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri berbadan hukum
3)      Seberapa tinggi efektifitas kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia
b.      Rumusan masalah komparatif
Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contoh rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1)      Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri dan swasta? (variabel penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel yaitu sekolah negeri dan swasta)
2)      Adakah perbedaan disiplin kerja guru antara sekolah di Kota dan di Desa? (Satu variabel du sampel)
3)      Adakah perbedaan, motivasi Belajar dan hasil belajar antara murid yang berasal dari keluarga guru, pegawai swasta dan pedagang? (dua variabel tiga sampel)
c.       Rumusan masalah asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/resiprocal/timbal balik.
1)      Hubungan simetris
Hubungan simetris adalah hubunga antara dua variabel atau lebih yang munculnya bersama. Contoh rumusan masalahnya adalah sebagai berikut;
a.       Adakah hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap murid sekolah? (variabel pertama adalah penjualan es dan kedua adalah kejahatan) hal ini berarti yang menyebabkan jumlah kejahatan bukan karena es yang terjual. Mungkkin logikanya adalah sebagai berikut pada saat es banyak terjual itu pada musim liburan sekolah, pada saat murid-murid banyak yang piknik ke tempat wisata. Karena banyak murid yang piknik maka disitu banyak kejahatan.
b.      Adakah hubungan antara rumah yang dekat dengan rel kereta api denga jumlah anak?
c.       Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan dengan jumlah murid sekolah?
2)      Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi), contoh:
a.       Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak?
b.      Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan lulusan memperoleh pekerjaan?
c.       Seberapa besar  pegaruh tata ruang kelas terhadap efisiensi pembelajaran di SMA?
3)      Hubungan interaktif/resiprocal/timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Disini tidak diketahui mana variabel yang independen dan dependennya, contoh:
a.       Hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar anak SD di kecamatan A. Disini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi tetapi juga prestasi dapat mempengaruhi motivasi
b.      Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga orang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.[3]
2.      Syarat-syarat perumusan masalah
a.       Harus dalam bahasa yang jelas
b.      Tujuan penelitian yang jelas
c.       Langsung tanpa putar belit atau pendahuluan panjang lebar.[4]
C.     PEMBATASAN MASALAH
Dalam penyusunan karya tulis pembatasan sangat penting agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas. Membatasi masalah memiliki implikasi pada  penyempitan teori dan variabel yang akan diteliti. Pembatasan masalah juga sangat membantu peneliti dalam merumuskan instrumen penelitian. Dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas merumuskan masalah dan    dan membatasi masalah menjadi bagian yang  menentukan keberhasilan penelitian. Karena penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari usaha melaksanakan perbaikan pelaksanaan tugas, maka masalah bersumber dari  pelaksanaan tugas sehari-hari.
Masalah dapat pula bersumber dari pernyataan ketidakpuasan siswa, hasil belajar siswa tidak mencapai target yang diharapkan, unculnya kondisi yang tidak diharapkan sehingga tidak mendukung terselenggaranya proses pembelajaran yang kondusif dan ideal. Masalah juga dapat ditelusuri pada perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Hasil belajar siswa siswa, kesulitan guru dalam mengembangkan motivasi siswa, keterbatasan sarana, strategi yang tidak dapat meningkatkan proses pembelajaran yang aktif, maupun suasana belajar. Agar penelitian mengarah pada inti masalah yang sesungguhnya maka peneliti perlu membatasi masalah dengan memperhatikan hal yang paling bermanfaat  jika diteliti.Supaya pilihan masalah didasari dengan pertimbangan yang matang maka sebaiknya memilih topik yang sesuai dengan bidang pekerjaan dan latar belakang pendidikan serta kompetensi yang dimiliki.
Faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah ruang lingkup penelitian supaya tidak terlalu luas sehingga mudah dilakukan. Masalah dapat dipecahkan sendiei, tersedia sumber teori  atau peraturan yang mendasarinya. Hal penting lain untuk dipertimbangkan adalah  hasil penelitian berpotensi untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan, data-data dapat diperoleh dari pelaksanaan tugas, penelitian dapat dilakukan secara mandiri sesuai dengan waktu dan biaya yang tersedia.
Kriteria pembatasan masalah
Ada beberapa kriteria yang harus ada dalam pembatasan masalah, Anda dapat menggunakan  rubrik pengukuran di bawah ini:
No
Kriteria Pembatasan Masalah
Kesesuaian Dengan Kriteria
Skor
Ya
Tidak
1
Masalah terkait dengan perbaikan pelaksanaan tugas



2
Pembatasan jumlah variabel terkait pada alternatif solusi



3
Membatasi indikator yang paling berpotensi dalam memecahkan masalah



4
Membatasi populasi sebagai objek penelitian



5
Membatasi tempat pelaksanaan penelitian



6
Membatasi sample penelitian



7
Membatasi waktu pelaksanaan penelitian



8
Membatasi biaya  penelitian



9
Membatasi ruang lingkup aktivitas penelitian yang dapat dilakukan secara mandiri



10
Tersedia sumber teori atau peraturan yang melandasi penelitian




Jumlah







BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Masalah ialah kesenjangan antara harapan akan sesuatu yang seharusnya ada dengan kenyataan yang ada. Misalnya kesenjangan antara luapan jumlah lulusan SMTA dengan harapan akan kemampuan perguruan  tinggi  menampung lulusan itu. Untuk meningkatkan kemampuan melihat suatu masalah yang perlu diteliti, ia harus giat mencari masalah dari sumber-sumbernya.
Dalam usulan penelitian, perlu ditegaskan dan dirumuskan masalah yang akan diteliti. Penegasan tersebut, bisa berbentuk pertanyaan, juga bisa berbentuk pernyataan deklaratif. Penegasan masalah tersebut sekaligus menggambarkan fokus arah yang diikuti nantinya di dalam proses suatu penelitian. Rumusan masalah haruslah cukup terbatas lingkupnya sehingga memungkinkan penarikan kesimpulan yang tegas.
 Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah.
Pembatasan masalah juga sangat membantu peneliti dalam merumuskan instrumen penelitian. Dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas merumuskan masalah dan    dan membatasi masalah menjadi bagian yang  menentukan keberhasilan penelitian.
B.      Saran
Demikianlah makalah ini dapat kami susun, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami  sepenuhnya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Demi perbaikan untuk masa yang akan datang.



DAFTAR PUSTAKA

Margono, Metodologi penelitian pendidikan, Jakarta: PT. Rineka cipta, 2005
S. Nasution, M.A, Metode Research, Bandung: Jemmars, 1991
Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1982
Sugioyono, Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D),
Bandung: CV.ALFABETA 2006


[1] Drs. S. Margono, Metodologi penelitian pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka cipta, 2005), Cet-5, h. 54-58
[2] Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hal: 61
[3] Prof. Dr. Sugioyono, Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D),  (Bandung: CV. ALFABETA 2006), cet –ke7, hal: 55-60
[4] Prof. Dr. S. Nasution, M.A, Metode Research, (Bandung: Jemmars, 1991), hal:26

0 komentar:

Posting Komentar

 
ALL STAR © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top